Cara Menentukan Tanggal Kadaluarsa Makanan dan Minuman

Bagaimana Cara Menentukan Tanggal Kadaluarsa Makanan dan Minuman? Makanan dan minuman adalah hal terpenting untuk menunjang kehidupan kita. Setiap hari kita mengonsumsi makanan dan minuman yang bermacam-macam. Namun, tak lupa, kalian juga harus memperhatikan kandungan gisi dan komposisi-komposisi makanan atau minuman tersebut. Dan yang tak ketinggalan penting yaitu kalian harus tau dari makanan atau minuman kalian itu tanggal kadaluarsanya.

Menentukan tanggal kadaluarsa memang memerlukan banyak proses. Terkadang ada orang yang suka belanja bahan-bahan makanan atau minuman dengan asal, tanpa mengecek tanggal kadaluarsanya. Akan tetapi, ada pula beberapa makanan atau minuman yang expirednya tidak dicantumkan. Hal itu pastinya membuat kalian kebingungan bukan? Untuk mengatasi hal tersebut, artikel kali ini akan share tentang Cara Menentukan Tanggal Kadaluarsa Makanan dan Minuman. 

Cara Menentukan Tanggal Kadaluarsa Makanan dan Minuman


Beberapa jenis makanan atau minuman biasanya berada dalam kemasan plastik, kaleng, sterofoam, dan lain-lain. Makanan kaleng yang biasanya terjamin awet juga harus diperhatikan expirednya. Masing-masing produk makanan atau minuman mempunyai ketahanan atau keawetan yang bebeda. Proses pengolahan juga biasanya mempengaruhi ketahanan awet makanan atau minuman tersebut. Misalnya, air susu segar, biasanya awet selama 3-4 jam, susu segar mempunyai kandungan protein dan nutrisi yang tinggi. Untuk menambah waktu ketahanannya, biasanya dipanaskan terlebih dahulu juga kemudian dikemas secara aseptik agar susu segar tersebut awet selama beberapa bulan. 

Waktu ketahanan atau daya awet makanan bisa difungsikan untuk menentukan expired date dari produk makanan atau minuman. Waktu ketahanan (Shelf Life) berbeda dengan tanggal kadaluarsa, untuk yang berhubungan dengan mutu/kualitas suatu makanan atau minuman itu dinamakan shelf life sedangkan mengenai keamanan makanan atau minuman itu adalah expired date.

Jika waktu ketahanan telah berakhir, maka kualitas makanan itu telah menurun. Tanggal kadaluarnya disematkan di kemasan agar menjadi pencegahan dan peringatan bagi para konsumen bahwa makanan atau minuman tersebut, layak konsumsi atau tidak.

Untuk penulisan tanggal kadaluarsa pada kemasan makanan atau minuman harus dipahami dengan teliti. Ada yang pembacaannya sulit dipahami. Berikut keterangannya :
  • Tanggal kadaluarsa tertulis dalam kemasan yaitu Expired Date / Best Used Before
  • Penulisannya berupa kode untuk menunjukkan tanggal, bulan, tahun.
              Contoh : 060518 / 06 Mei 18 / 06 Mei 2018.
  • Tanggal kadaluarsa terletak di luar kemasan, di bagian tutup, dll
  • Biasanya ditulis dengan tinta hitam cenderung font kecil.
  •  Untuk penulisan Best Before itu menjelaskan bahwa jika makanan melebihi tanggal yang tercantum, makanan tersebut masih layak untuk dimakan tetapi kualitasnya menurun atau sudah tidak segar lagi.
  • Untuk penulisan Use by itu menjelaskan bahwa jika melebihi tanggal makan sudah tidak dapat dikonsumsi lagi. biasanya tertera pada produk susu, keju, atau fast food.
  • Waspadai perubahan warna, rasa, dan bentuk dari makanan atau minuman yang kalian beli
  •  Lihat! Apakah dikemasan terjadi kerusakan atau lainnya, karena itu mempengaruhi kualitasnya.

Untuk pencantuman tanggal kadaluarsa ditetapkan dalan UU Pangan No 7/1996 serta PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Cara menentukan tanggal kadaluarsa atau Expired Date :


1.Menggunaan Metode Pendugaan Umur Penyimpanan Arrhenius

Metode yang banyak digunakan untuk menentukan tanggal kadaluarsa adalah metode ASLT model Arrhenius. Biasanya untuk menentukan pendugaan umur simpan prodek makanan atau minuman yang mudah rusak karena reaksi kimia, seperti oksidasi lemak, denaturasi protein, dll. Kecepatan reaksi kimia akan terjadi akibat suhu yang lebih tinggi dan berakibat mutu / kualitas produk menurun.

Untuk produk makanan atau minuman yang bisa menggunakan metode ini diantaranya adalah makanan kaleng steril komersial, produk chip/snack, jus buah, mie instan, susu UHT, daging, makanan yang mengandung lemak dan protein yang tinggi.

Kerusakan makanan atau minuman pada antara lain :
•    Degradasi enzimatis (misal sayuran dan buah segar serta beberapa makanan beku)
•    Reaksi kecoklatan non-enzimatis (misal pada biji-bijian kering, dan produk susu kering)
•    Reaksi oksidasi lemak (misal peningkatan ketengikan pada snack, makanan kering dan pangan beku)
•    Ketengikan (misalnya pada minyak salad dan sayuran kering)
•    Tumbuhnya mikroorganisme (misal pada ikan dan daging, serta kematian mikoorganisme akibat perlakuan panas)
•    Mikroba akan memproduksi off flavor
•    Kerusakan vitamin dalam makanan kaleng dan makanan kering
•    Kehilangan mutu protein (makanan kering)


Untuk menentukan perhitungannya yaitu menggunakan rumus berikut :

Rumus (laboratory)
Model Arrhenius dilakukan dengan menyimpan produk makanan atau minuman dengan kemasan akhir pada minimal tiga suhu penyimpanan ekstrim. Percobaan dengan metode Arrhenius bertujuan untuk menentukan konstanta laju reaksi (k) pada beberapa suhu penyimpanan ekstrim, kemudian dilakukan ekstrapolasi untuk menghitung konstanta laju reaksi (k) pada suhu penyimpanan yang diinginkan dengan menggunakan persamaan Arrhenius (persamaan 3). Nah, berdasarkan persamaan tersebut dapat ditentukan nilai k (konstanta penurunan mutu) pada suhu penyimpanan umur simpan, selanjutnya digunakan perhitungan umur simpan sesuai dengan ordo reaksinya (persamaan 1 dan 2).


2. Metode pendugaan umur simpan model Kadar Air Kritis

Makanan atau minuman dapat rusak karena terdapat penyerapan air oleh produk selama penyimpanan. Produk makanan yang mengalami kerusakan karena hal tersebut, antara lain produk kering ; snack, biskuit, krupuk, permen, dll. Dengan penurunan rasa keras atau renyah dan juga adanya pningkatan rasa lengket atau produk menggumpal itu menandakan kerusakan produk.

Tekanan uap air murni pada suhu udara tertentu akan memengaruhi laju penyerapan air oleh produk makanan atau minuman selama disimpan, permeabilitas uap air dan luasan kemasan yang digunakan, kadar air awal produk, berat kering awal produk, kadar air kritis, kadar air kesetimbangan pada RH penyimpanan, juga dengan slope kurva isoterm sorpsi air, faktor-faktor tersebut diformulasikan oleh Labuza dan Schmidl menjadi model matematika (persamaan 4) dan digunakan sebagai model untuk menduga umur simpan. Model matematika ini dapat diterapkan khususnya untuk produk pangan kering yang memiliki kurva isoterm sorpsi air (ISA) berbentuk sigmoid.

Model untuk menduga umur simpan produk pangan yang mudah rusak karena penyerapan air adalah dengan pendekatan metode kadar air kritis. Data percobaan yang diperoleh dapat mensimulasi umur simpan produk dengan permeabilitas kemasan dan kelembaban relatif ruang penyimpanan yang berbeda.

Produk pangan yang mengandung kadar sukrosa tinggi, seperti permen, umumnya bersifat higroskopis dan mudah mengalami penurunan mutu selama penyimpanan yang disebabkan oleh terjadinya penyerapan air. Umur simpan produk seperti ini akan ditentukan oleh seberapa mudah uap air dapat bermigrasi ke dalam produk selama penyimpanan dengan menembus kemasan. Semakin besar perbedaan antara kelembaban relatif lingkungan penyimpanan dibandingkan kadar air produk pangan, maka air semakin mudah bermigrasi.


3. Pengemasan makanan secara vakum

Prinsip pengeluaran udara dari kemasan hingga tak ada udara dalam kemasan yang dapat menyebabkan produk yang dikemas menjadi rusak menjadi dasar pengemasan makanan secara vakum.

Cara kerjanya, pada kemasan yang telah berisi makanan atau minuman, dikosongkan udaranya, ditutup dan direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam kemasan, maka kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran produk yang dikemas akan lebih bertahan 3 – 5 kali lebih lama daripada produk yang dikemas dengan pengemasan nonvakum.

Pengemasan bertekanan digunakan untuk mengemas bahan pangan dengan prinsip memberi tekanan pada kemasan hingga kemasan tersebut menggembung.

Penambahan gas nitrogen yang berguna untuk melindungi bahan agar tidak rusak ketika diberi tekanan dilakukan sebelum pengemasan. Cara pengemasannya yaitu dengan meletakkan pengemas yang berisi bahan secara horizontal pada alas pengemas bertekanan, posisi saluran gas berada diantara plastik, kemudian alat ditutup. Secara otomatis alat tersebut akan menambahkan gas, tekanan, dan kemudian proses sealing.

Heat sealing merupakan proses penutupan kemasan berbahan plastik menggunakan panas dengan menggabungkan dua jenis plastik berbahan sama. Beberapa alat pengemas yang menggunakan metode heat sealing yaitu hand sealer, vertical sealer, dan cup sealer. Hand sealer merupakan mesin pengemas untuk bahan plastik secara manual yang berdasar pada penggunaan panas untuk menggabungkan dua lapis plastik. Hand sealer digunakan secara manual dengan cara meletakkan bagian yang akan digabungkan kemudian menekannya dengan head dari mesin tersebut. Panas yang terdistribusi pada bagian alas dan head mesin yang mengakibatkan plastik tersebut lengket.

Jika anda ingin mengajukan dan mendaftar ke Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM, anda bisa melihat caranya di Cara Mengajukan Izin BPOM atau jika ingin mendapatkan label Halal MUI anda bisa melihat prosedurnya di Cara mengajukan keterangan Halal MUI

Demikian artikel tentang Tanggal kadaluarsa pada makanan, semoga bisa memberi pencerahan bagi anda yang bingung dalam menentukan makanan dari produk dan usaha anda.

0 comments:

Random Post

Powered by Blogger.