Doa Walimatul Tasmiyah Jika Bersama Walimah Aqiqah

 Seperti yang kita tahu, ketika seorang anak lahir akan melalui proses pemberian nama, cuplak puser, juga aqiqah. Kali ini kita akan bahas prosesi dan juga perbedaan Walimatut Tasmiyah atau Cuplak Wudel/Puser, dan bagaimana jika dibarengkan dengan Walimah Aqiqah, atau tanpa berbaringan dengan walimatul aqiqah. Sudah menjadi sunnatullahmakhluk yang diciptakan oleh Allah memiliki nama, baik makhluk hidup maupunmati, seperti yang Allah SW'T mengajarkan nama-nama benda kepada Nabi Adam As. Kehidupan rumah tangga akan menjadi lebih indah dan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri dengan hadirnya sang anak. Sebagai rasa tanda syukur kehadhirat Allah SWT, kedua orang tua lazimnya mengadakan walimatul tasmiyah, nama sang anak sudah jauh-jauh hari dipersiapkan untuk pada saatnya nanti diresmikan pada waktu perhelatan syukuran kehadiran anak (walimah tahmiyah) digelar oleh orang tua.

 

Walimah artinya berkumpul, sambil makan-makan tentunya. Secara harfiah walimah saja adalah acara kumpul-kumpul alias selametan, atau pesta yang dilakukan sebagai tanda syukur atas suatu hal yang telah terjadi, berbagi kegembiraan dengan orang lain.  Abdullah Nashin Ulwan, 1981, hal. 90, menyebutkan tentang berbagai istilah pesta atau walimah yang disyariatkan dalam Islam, seperti : 

  • l. Al-Qira : Jamuan untuk tamu 
  • 2. At-Tuhfah :Jamuan untuk pengunjung 
  • 3. Al-Khusrsu : Jamuan pada waktu kelahiran 
  • 4. Al-Ma'dubah : Jamuan undangan 
  • 5. Al-Walimah : Jamuan perkawinan 
  • 6. Al-'Aqiqah : Jamuan kelahiran anak pada hari ketujuh 
  • 7. Al-Ghadirah : Jamuan khitanan 
  • 8. Al-Wadhimah: Jamuan berkabung 
  • 9. An-Naqi'ah :Jamuan untuk orang yang datang dari bepergian 
  • 10. Al-Waqirah :Jamuan membangun bangunan setelah selesai
Dalam hal pemberian nama yang cocok, pantas untuk anak, Islam telah mengajarkan agar para orang tua tidak sembarangan dalam memberikan nama kepada anak. Oleh sebab itulah Rasul SAW mengingatkan kepada para orang tua untuk memberikan nama yang disukai oleh Allah SWT, karena nantinya pada hari kiamat setiap orang dipaggil menurut nama-namanya sendiri dan dihubungkan dengan nama bapaknya, sebagaimana sabda Rasul SAW: "Sesungguhnya pada hari kiamat kalian dipanggil menurut nama-namamu dan nama- nama ayahmu, karena itu perbaguslah namamu"(HR.Abu Daud).

 

Perbedaan Walimatul Tasmiyah dengan Walimah Aqiqah

 

Walimatul Tasmiyah dengan Walimah Aqiqah

Perbedaan pertama yang paling menonjol adalah dari arti kata :

Aqiqah menurut Islam adalah menyembelih kambing atau domba sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas lahirnya anak yang dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Adapun yang dimaksud dengan tasmiyah dalam hal ini merujuk pada memberi nama kepada anak yang baru lahir. Makna tasmiyah lainnya adalah mengucapkan kata Bismillah saat menyembelih hewan.

 

Perbedaan kedua, berdasarkan waktu :

Walimah Aqiqah atau pelaksanaan Aqiqah diusahakan sebelum bayi berusia 40 hari, atau biasanya dilakukan 7 hari 

 Dari Samuroh bin Jundub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya dan diberi nama.”  HR. Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah, Ahmad 5/12. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih


Jika hari ketujuh ada halangan, maka boleh dilakukan pada hari ke empat belas, atau ke duapuluh satu :

    “Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, keempat belas, dan keduapuluh satu." HR. At-Tirmidzi


Sedangkan pemberian nama anak atau walimah tasmiyah dapat dilakukan di hari pertama bayi lahir (dibolehkan) atau biasanya sesuai tradisi setelah lepas atau mengering ujung dari pusar bayi. Sehingga acara Walimah Tasmiyah juga sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran bayi. 


Doa Walimatut Tasmiyah

 

Do’a yang hendaknya dibaca saat acara Walimatut Tasmiyah atau Upacara Pemberian Nama Bayi

 الَلَّهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ السَّلاَمَةَ فِى الدُّنْيَا وَ الدِّيْنِ وَ الزِّيَادَةَ وَالْبَرَكَةَ فِى الْعِلْمِ وَارْزُقِ الْمَرْزُوقِيْنَ.
اللهمَّ إِنَّكَ قَدْ عَلَّمْتَ آدَمَ اْلآسْمَاءَ كُلَّهَا وَقَدْ أَمَرَنَا نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِحْسَانِهَا فَهَا نَحْنُ نُسَمىِّ هَذَا الْوَلَدَ بِاِسْمٍ يُنَاسِبُ هَذَا الْبَلَدَ (.......), اِلَهَنَا اَصْبَحْنَا  عَلَى فِطْرَةِ اْلاِسْلاَمِ, وعَلَى كَلِمَةِ اْلاِخْلاَصِ وَعَلى دِيْنِ نِبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَعَلَى مِلَّةِ اَبِيْنَا اِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.

Ya Allah! Kami memohon kepadaMu keselamatan pada dunia dan agama kami, tambahan dan keberkahan pada ilmu kami, dan anugerahkan rizki kepada orang-orang yang layak memperoleh rizki. Ya Allah! Sesungguhnya Engkau telah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama segala sesuatu. Dan Nabi-Mu, Muhammad saw memerintahkan kami supaya membaguskan nama. Sekarang kami menamai bayi tersebut dengan nama yang cocok dengan penduduk kota ini (…..sebut namanya….).
Ya Allah Tuhan kami! Semoga kami lahir diatas dasar (fondasi) fitrah Islam, kalimat ikhlas, agamanya Nabi Muhammad SAW (Islam), dan agamanya bapak kami Nabi Ibrahim, dalam keadaan hanif (lurus) lagi muslim (selalu tunduk kepada perintah Allah) dan tidak tergolong musyrik
”.

Bisa ditambahkan juga dengan doa sebagai berikut :

ألَلَّهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ لِسَانًا ذَاكِرًا, وَقَلْبًا شَاكِرًا وَبَدَنًا صَابِرًا وَزَوْجَةً تُعِيْنُنَا فِى الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ, وَ نَعُوْذُ بِكَ يَا رَبَّنَا مِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَلَيْنَا سَيِّدًا, وَ مِنَ امْرَأَةٍ نُشَيِّبُنَا  قَبْلَ وَقْتِ الْمَشِيْبِ, وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَذَابًا لَنَا وَوَبَالاً عَلَيْنَا, وَمِنْ جَارٍ اِنْ رَأَى مِنَّا حَسَنَةً كَتَمَهَا وَ اِنْ رَاَى مِنَّا سَيِّئَةً أَفْشاَهَا, وَتَقَبَّلْ مِنَّا عَقِيْقَتَنَا رَبَّنَا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah! Kami memohon kepadamu lisan yang (senantiasa) berdzikir, hati yang bersyukur, tubuh yang sabar, dan istri yang dapat membantu kami di dunia dan di akhirat. Kami berlindung kepadaMu dari anak yang memperbudak kepada kami, istri yang menjadikan kami beruban sebelum masanya beruban, harta yang mencelakakan dan dapat merusak kami, dan dari tetangga yang jahat, yang jika melihat kebaikan dari kami ia menyimpannya (tidak menyebut-nyebutnya) dan jika melihat kejelekan kami, ia menyiarkannya. (Ya Allah!) Terimalah aqiqah kami dengan perantaraan rahmatMu. Ya Arhama ar-Rahimin.


Doa Walimatul Aqiqah

 

Hewan yang disembelih dalam Aqiqoh ialah dua ekor kambing bagi anak lelaki dan satu ekor kambing bagi anak perempuan. Kriteria tentang kambing yang bagaimana yang layak dijadikan sebagai aqiqoh sama dengan kambing yang layak untuk berkurban. (Baca: Aqiqah atau Qurban Dulu?) Lajnah Ta’lif Pustaka Gerbang Lama, Pondok Pesantren Lirboyo, dalam buku Menembus Gerbang Langit; Kumpulan Doa Salafus Shalih (Lirboyo, Pustaka Gerbang Lama, 2010), hal. 120-123, telah mengumpulkan beberapa doa berkaitan dengan aqiqah: 

 

Doa ketika menyembelih hewan:

 بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ [ اللهم مِنْكَ وَلَكَ ] اللهم تَقَبَّلْ مِنِّي هَذِهِ عَقِيْقَةُ ... 

Bismillâhi walLâhu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu…(sebutkan nama bayi) 

"Dengan menyebut asma Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah, dari dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami. Inilah aqiqahnya … (sebutkan nama bayi) "

 

Doa ketika mencukur bayi:

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَللهم نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَنُوْرُالشَّمْسِ وَالْقَمَرِ, اللهم سِرُّ اللهِ نُوْرُ النُّبُوَّةِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 

Bismillâhirrahmânirrahîm. Alhamdulillâhirabbil ‘âlamîn. Allâhumma nûrus samâwâti wa nûrusy syamsyi wal qamari, Allâhumma sirruLlâhi nûrun nubuwwati RasuluLlâhi ShallaLlâhu ‘alaihi wasallam walhamduliLlâhi Rabbil ‘âlamin. 

“Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam.” 

 

Doa meniup ubun-ubun bayi setelah dicukur:

 اللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

Allâhumma innî u’îdzuhâ bika wa dzurriyyatahâ minasy syaithânir rajîm 

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk dia dan keluarganya dari setan yang terkutuk.”

 

Doa walimah al-‘Aqiqah

 اللهم احْفَظْهُ مِنْ شَرِّالْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُوْدَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ أَلنَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِهَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتَنَا مِنْ حُقُوْقِ رُبُوْبِيَّتِكَ الْكَرِيْمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللهم اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ وَلَا تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطُّغْيَانِ “

Allâhummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyâni wa min jamî’is sayyiâti wal ‘ishyâni wahrishu bihadlânatika wa kafâlatika al-mahmûdati wa bidawâmi ‘inâyatika wa ri’âyatika an-nafîdzati nuqaddimu bihâ ‘alal qiyâmi bimâ kalaftanâ min huqûqi rububiyyâtika al-karîmati nadabtanâ ilaihi fîmâ bainanâ wa baina khalqika min makârimil akhlâqi wa athyabu mâ fadldlaltanâ minal arzâqi. Allâhummaj’alnâ wa iyyâhum min ahlil ‘ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur`âni wa lâ taj’alnâ wa iyyâhum min ahlisy syarri wadl dloiri wadz dzolami wath thughyâni.” 

“Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindunganmu yang lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia. Hiasi dia dengan apa yang ada diantara kami dan makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.” 

 

Dalam melakukannya, tentu harus berkonsultasi dengan ustad atau kyai setempat mengingat biasanya ada kebiasaan-kebiasaan yang berbeda pada masing-masing wilayah. Hal ini biasanya berpengaruh pada kebiasaan turun temurun ataupun kebiasaan yang sesuai dengan tuntutan sesepuh. Demikian Doa Walimatul Tasmiyah dan Walimah Aqiqah yang bisa anda gunakan sebagai referensi. Salam.


0 comments:

Random Post

Powered by Blogger.